BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Animasi


say...

Senin, 26 Juli 2010

Gerimis malam

Gerimis malam membuat suhu dingin semakin dingin. Gemericik air hujan menambah keindahan alam tersendiri untukku. Semilir angin malam juga telah merasahkan malam ini. Kurasakan hal yang berbeda dengan yang sebelumnya. Sebuah waktu yang tak mungkin untuk kuulang kembali. Sebuah kenyataan pahit yang akan terus menghantuiku.

Ya, sore itu akan selalu kuingat. Akibat dari tindakan bodoh dan konyol ini, membuat orang yang kucintai pergi. Orang yang selama ini membimbingku hinggah menjadi seperti ini pergi. Pergi yang mungkin takkan kembali. Inikah sore menyahitkan untukku.

Bruak???. “suara pintu kutendang keras”.

“Astahgfirullah”. Pekik ibuku.

Ada apa toh nak, tiba-tiba datang lalu membanting pintu keras-keras.

“Jangan sok alim deh bu, pakai menyebut asma Allah segala,seharusnya ibu itu malu”.

Sergapku dengan nada oktraf yang paling tinggi.

“Apa salah ibu hingga bisa-bisanya kamu bicara seperti ini sama ibu”

Tanya ibu.

“Ibu ini pura-pura tak tau atau memang sengaja dilupakan, jangan berlagak pikun bu?”.

Bentakku.

“Ibu yang mengusir istriku, ibukan yang ingin ia segera angkat kaki dari rumah ini. Apa salah dia bu?. Hingga tega-teganya ibu berbuat seperti itu. Dia itu juga anak ibu. Apa ibu sudah tidak lagi menganggapnya sebagai menantu. Dialah yang akan memberi cucu untuk ibu. Kurangkah semua kebaikan ia untuk mu, bu?”. Serkahku.

“Plak…”. Kini ibu menamparku.

“Apa yang kamu bicarakan nak?. Tidakkah kau berfikir jernih dengan mengatai sendiri ibumu ini. Jangan kau terlalu mencintai istrimu hingga kau tega melakukan hal seperti ini. Jangan kau lebihkan cintamu dari apa yang kamu sembah. Ibumu ini yang menyusuimu. Yang selalu ada jika kau sedih. Yang selalu ada menyelimutimu dengan belaian kasih sayang. Apa mungkin ibumu ini tega berbuat itu semua”. Jawab ibu disertai setitik air mata kasihnya.

Tidak nak, jika kau menilai ibumu seperti ini. Kau bukan hanya melukai perasaan ibu. Tetapi kau juga telah menjauhkanmu dati pintu surga. Lalu, apa gunanya dulu ibu memasukan mu ke pesantren. Apa gunanya?.

Lama yang terdengar hanylah sepi, sunyi dan memilukan. Begitu cepat kejadian tadi berlangsung. Begitu cepat semua yang kukatakan tadi berubah manjadi sebuah penyesalan. Tanpa fikir panjang kukejar lari ibu. Kukejar dan terus kukejar tapi entak mengapa yang ada hanyalah angin dan kosong. Terasa kakiku mulai lumpuh,hingga membuatku sulit untuk berlari lagi. Sampai kudengar suara benturan keras.

“Brak”???. Dari kejauhan.

“Tolong mas, tolong jangan diam saja mas, begitu?. Pinta seorang sopir.

Aku mendekatinya dan melihat siapa orang yang telah ia tabrak. Kulihat wajahnya seperti yang telah aku kenal. Wajah yang begitu kucintai sampai membuat aku tega bicara kasar dengan ibu.

“iiitu-iiituuu istriku”

“TIDAK”. Jeritku.

Saa kulihat disampinya, ia telah bersama orang yang juga telah kukenal.

“Mas Hadi” pekiku

“Kenapa kau ada disamping isriku?”.

Lama fikirku melayang seraya teringat akan ucapan ibu. Aku berlari mencarinya lagi. Semua seperti sia-sia. Beliau telah pergi entah kemana. Yang tersisa hanya angin dan perih.

Setelah semua kejadian itu, aku baru mengerti akan apa yang dimakskud beliau sebelum pergi. Akan apa yang ingin sekali beliau sampaikan. Tapi beliau tak bisa mengatakanya, bukan tak bisa beliau mencoba untuk menutupinya. Karena beliau tau betapa aku mencintai istriku. Karena beliau tak mau menyakiti perasaanku tentang hubungan gelap antara istriku dengan kakakku,”Mas Hadi”.

Betapa rasa penyesala yang muncul begitu dalam. Betapa sakitnya beliau setelah kucaci-maki. Aku tak tahu diaman keberadaan beliau sekarang ini. Keberadaan yang selalu kucari. Apa mungkin beliau masih sehat atau malah telah tiada. Kenapa rsa penyesalan begitu datan gfatang terlambat. Ibu aku akan terus mencarimu.

Sekarang yang tersisa hanya luka. Luka yang begtu sulit untuk diartikan. Ibu kau memang segalanya untukku. Yang selalu memberika kekuatan ataupun pilihan terbaik untuk hidupku ini. Maafkan anakmu ini sampai tega membunuh perasaanmu. Semoga sajakau mengampuni semua kesalahan diri ini. Kelak semoga kita dapat bertemu diatas sana.

“Tesss-tess”. Darah ku mengalir.

SELAMAT TINGGAL DUNIA.

Pengarang: DS. Rendra.

Kamis, 22 Juli 2010

Pengen Nulis, Coba Aja

Menulis bukan hal yang sulit. Bagi anda yang ingin menulis jangan jadikan itu sebuah hobby tetapi ikhlaskanlah untuk beribabadah kepada Allah.