BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Animasi


say...

Selasa, 10 Agustus 2010

Doa Untuk MOM

Tak kusangka setelah sekian lamanya tiga tahun kami bersamamu sebegitu perihkah hidupmu. Kau menahanya untuk kami. Kami yang bukan siapa-siapamu. Kami yang tak ada arti bagimu. Kami yang dulu sangat membencimu. Tapi kau rela meluangkan keringat. Apa yang kami bisa balas untukmu?. Perih, kecewa dan kesedihan itu yang kami timpakan kepadamu. Apa engkau mendendam?. Tidak... tidak ternyata tidak sama sekali. kau masih peduli dengan lika-liu kehidupan kita. Kau masih mengaliri denyut nafas kami semua.
***************
Siang begitu panas tak terperihkan. Sengatan terang raja mitos Jepang memudari kulit kusammu. Engkau berjalan tegak di iringi derita di pundak. Kenapa?. Apa hanya tuk bertemu kami berdua. cerita lama itu ingin kau kemukakan untuk kami berduakah. Cerita pelangi di ujung kegelapan.

"Mom" Kata kami berdua serempak sambil di iringi ucapan salam, khas islam.
"Waalaikumsalam"
"Anak-anak ku sekarang kalian terlihat tambah besar, ya". kata bijak mulai keluar dari perempuan penuh gairah hidup ini.
"Ini semua juga berkat ibu, mungkin kalau kita tak dipertemukan Allah dengan ibu kami sudah terlantar tak jelas arah". kataku
"Subhanallah, sungguh kepribadian mu telah berubah" Bu yuni memberikan motivasi seperti ketika dul kala.
"Wah, ini juga anak Mom". lanjut beliau
"Kaifa haluk mom" Alan menimpali.
"alhamdulillah nak"
"Kabar kalia sendiri gimana lo" ibu malah balik bertanya
"Alhamdulillah mom, kami baik juga".
"kami kangen dengan mom, kangen denagn wejangan mom, kangen dengan serpiha seyunmu mom".
Hari inilah kami pertama kalih bertemu kembali dengan beliau. Semerbak harum mawar merekah dipertemuan kami dengan beliau. Mentari kecil yang menerangi besarnya kegelapan malam kami. Aku dan Alan.
******************
Setelah lama menunggu, akhirnya bu Yuni selesai juga dengan urusan kantornya. Beliau mengajak kami membeli makan di salah satu resto dekat kantornya. Saat-saat seperti inilah yang kami kangenin. keadaan inilah yang dulu pernah merekat dihati kami, anak-anak beruntung yang lebih beruntung dari pada anak-anak yang lain.
"Nak, sebenarnya ibunmu dikeluarkan dari kepengurusan anak Yatim". tiba-tiba beliau berkata seperti itu.
"Yang bener bu, kenapa?. Ceritakanlah sama kami berdua" serempak Aku dan Alan.
"Ibu bingung dengan kelakuan mereka, ketika mereka ingin ibu bertahn disini, ibu lakukan hal itu. Akan tetapi tiba-tiba mereka begitu cepat berubah".
"Hanya karena masalah sepeleh, ibu dilakukan seperti ini, hanya karena mereka tak tau yang sebenarnya terjadi". sambung ibu
"Terus apa yang akan ibu lakukan" tanyaku
"Ibu tak tau, ibu layaknya ombak yang terombang-ambing di tengah lautan luas, ibu butuh tiang yang kuat untuk berpijak".
Serempak terlontar dari mulut kami berdua "Nikah Mom".
"ya ibu tau akan hal itu, walau tak ada pendamping itu".
"Tak apa mom, karena Indra tau hanya orang-orang yang beruntung yang dapat meminang ibu".
lantas, Beliau tersenyum getir.
"Semua kehidupan didunia inika udah ada yang ngatur to bu, so, ihktiar aja terus". nasehatku sok dewasa
"Kalian memang anak-anakm mom, terimah kasih ya nak".
**************
Sore itu sinar mentari tak jelas asa. Redup. Seolah ia turut kecewa dengan mendungnya hati ibu kami tercinta. Apa yang bisa kami lakukan Tuhan?. Apa kami hanya bisa diam, diam dan diam?. Baru kali ini kami liat setitik air mata kasih syangnya jatuh dihadapan kami. Air mata yang menandahkan kekecewaan hati beliau. Kenapa, hidup beliau seperti ini terus?. Inikah tanda orang besar. Harus melewati pelbagai tikungan tajam. Sekeras inikah karang yang harus beliau hancurkan. Jangan menyerah Mom. Karena engakau ,masih punya kami. Laskar Pelangimu. Yabg kau banggakan dengan cinta dan kasih sayang. Serta kau bumbui dengan kucuran keringatmu. Kami aka ada selalu di keningmu. Agar kau tau, ibu tak pernah sendiri. Agar ibu tau pelangi ini masih terang. Doa kami adalah cahaya pelangimu. Walau kami tau itu tak penting bagimu. Karena engaku Ahwad yang tegar. yang tak akan runtuk hanya dengan giringan ombak kecil. Kau bagaikan sesosok terang dalam gelap di hidup kami. layaknya pelagi indah di malam hari. Memang tak mungki tapi tiulah kenyataanya. Kerja kerasmu menjadikan kami sekeras baru karang.
Mom, kami akan selalu ada untumu. Hanya inilah yang bisa kami berikan. Hanya sebuah tulisa busuk untukmu. Tersenyumlah mom. Karena senyummu itulah pelangi kami.

0 komentar: